amarah
Amarah.
(September, cinta dan air mata)
+
Aku masih bersama alunan Crush - "Sleepless Night", lagu yang tanpa sengaja kutemukan di soundrack film "It's okay that's Love". Sebuah drama asal Korea yang pernah kuakui berbeda dalam tata bahasa dari drama di tv - tv indonesia. 1000 hari yang lalu. Sebab setelah itu aku mematikan tv di rumah. Bagiku tv di negri ini hanya timbunan sampah dan iklan. Makelar. Bahkan tema dan acara yang pernah sedikit menarik perhatian akhirnya kutemukan hanyalah pesanan. Palsu.
+
"Kau jahat" katamu berapi - api.
+
"Bagiku cinta bukan tentang bagaimana membiarkanmu terjebak dalam lingkaran semu kebahagiaan, mimpi-mimpi indah dan khayalan. Tapi bagaimana mengenalkanmu pada penderitaan yang mesti kau seberangi sebagai kenyataan. Sebab bagaimana mungkin kita bisa mencintai dan bahagia ketika kita gagal menterjemahkan pahitnya air mata. Ketahuilah, cinta dan keputusasaan dititik tertentu adalah dua hal yang sama, tidak pernah benar-benar berbeda Pun derita dan bahagia, mereka selalu lahir dari tempat yang sama yakni kedalaman kita sendiri. Keabadian" jawabku.
+
September masih terus merangkak diantara puing-puing zaman. Barisan Covid19 belum jua menemukan jalan pulang. Sementara aku masih disini menari dalam balutan nada-nada sunyi Phil collins - "Do you remember?". Menyadari bahwa awan adalah bagian dari langit yang melahirkan keindahan, ombak adalah wajah dari samudra tempat segala amarah bermuara. Keduanya adalah warna kehidupan itu sendiri. Hanya saja membiarkan langit terlalu dipenuhi awan adalah mendung dan kegelapan. sementara membiarkan ombak samudra mengamuk adalah tsunami. Kehancuran.
+
RiaCaya