Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2020

pikiran

Gambar
Pikiran (Baik-buruk, harapan dan cinta) + Aku masih bersama Excel, Marlboro, dan deretan angka-angka ketika tiba-tiba sunyi menyerangku. Sementara alunan nada-nada Samar bayangan - Nicky astria mengalun dari Android usang. Malam seperti memasuki dunia yang aneh hingga abjad-abjad pun terasa mati. Angin sepoi-sepoi menerobos tirai jendela menusuk tulang. Dingin. + "Kau baik-baik saja" Whatsappmu. + Aku tidak tahu apa  yang sesungguhnya kita namai baik ketika pikiran terhenti. Pun buruk. Bagiku penilaian hanya akan lahir ketika gelombang di dada pasang dan gemuruh pun menggema dari keraguan kita sendiri. Ketidak-seimbangan. Bagaimana kita akan mengatakan buruk ketika penderitaan adalah jembatan yang mengenalkan cahaya. Bagaimana kita akan menghakimi ketika pengkhianatan justru memperlihatkan keegoisan yang bersemayam dalam setiap tidur kita. Bukankah baik-buruk akhirnya hanyalah citra yang lahir dari kegagalan kita sendiri dalam melihat kenyataan? + "Aku memikirkanmu"

love you

Gambar
Love you (Rindu, senja, dan kejujuran) + "Love you" whatasppmu + Masih kuingat, belasan tahun bahkan mungkin dua dekade tak pernah kuucapkan kata itu. Love you. Aku bahkan mulai lupa dan tidak mengerti bagaimana cara mengucapkannya. Bagiku cinta bukan kata-kata yang mesti diucapkan demi menyembunyikan kepalsuan-kepalsuan. Atau demi melegalisasi pengekangan dan penindasan. Pemerkosaan dari keinginan-keinginan yang berlindung dibalik wajah etika, moral, dan agama. Sebab cinta adalah bagaimana cara kita memperlakukan seseorang, hewan, tumbuhan, hidup dan kehidupan. Membunuh diri sendiri dari kerakusan-kerakusan zaman. Mati. + "Aku pria egois yang akan mengenalkanmu pada lubang-lubang sakit kejujuran. Pada duri-duri kenyataan yang membakar keegoisan" jawabku. Dan kau pun datang mengenalkanku pada warna senja yang tak lagi sama. Jingga yang dimasa lalu sering kusebut merah tembaga. Pada gairah yang membuatku mengerti bahwa bersama kita bisa mengukir indah pelangi diatas

Kembali

Gambar
Kembali (Rindu, ingatan dan kemarau) + "Aku tak bisa hidup tanpamu" katamu. + Matahari merekah dari balik jendela. Sementara aku masih bersama alunan Atiek CB - Semua t'lah berlalu. Dewa 19 - Aku milikmu. Cryse - Pergilah kasih, Iwan Fals - Mata hati, Doel sumbang - Aku tidak sinting. Menelusuri jejak-jejak ingatan masa lalu yang pernah kurindukan. Seperti kelahiran dan kematian, aku pun menyaksikan perasaan-perasaanku timbul tenggelam. Bahagia dan derita bergantian mencipta harmoni dalam pelukan samudra kehidupan. Burung-burung bernyanyi mengabarkan harapan pada daun-daun yang mulai meranggas. Kemarau. Seperti dahaga yang menemukan muara hamparan coklat rerumputan pun basah oleh embun. Kusadari rasa yang seringkali kita hindari dan kita hakimi sebagai hal semu sesungguhnya lahir dari keberadaan itu sendiri. Keabadian. Mereka adalah jalan-jalan yang mengenalkanku pada diri sendiri. Memahami bahwa apapun yang kita namai suci, makrifat, nihil bahkan ketunggalan

Gerimis

Gambar
Gerimis (Cinta, birahi dan sepi) + Gerimis. Aku masih bersama alunan nada-nada klasik Eric Clapton - Old Love menyusuri jalan-jalan yang sepi. Malam perlahan merangkak menuju subuh. Seperti kenangan yang salah musim lampu-lampu jalan membias pada aspal yang basah dan mencipta beragam warna dalam dada. Rasa. Memasuki terminal yang mulai sepi terlihat satu dua pedagang mengemasi dagangannya. Sepertinya mereka bergegas untuk kembali kerumah dan melewatkan gerimis bersama keluarga. + Kau ingin bercinta denganku?" masih kuingat Telegrammu. + "Tidak, tanpa cinta" jawabku. + "Benar bahwa cinta bukan saja bersemayam pada kebijaksanaan melainkan juga di tempat-tempat yang gersang dan kumuh. Tapi bagaimana mungkin kita melihat wajah cinta ketika hati dipenuhi keinginan-keinginan. Prasangka. Keegoisan yang tersembunyi di balik kata-kata suci. Bagaimana mungkin kita bisa melihat cinta ketika tarian nafas yang terengah-engah memburu dan saling menaklukkan dalam lautan birahi. Ke

ilusi

Gambar
Ilusi (Agama, tuhan, dan Sepi) + Aku memasuki lobi, menyapa dua gadis yang memasang wajah penuh keramahan tapi terlihat menyembunyikan lelah di balik senyumnya yang setengah terpaksa. Ya  Betapa seringnya kita menjalani hidup atas nama "indah" pilihan dengan merekayasa perasaan. Keterpaksaan. + "Agamamu apa?" tanyamu belum genap 24 jam kita berkenalan.  + "Agama hanyalah produk pikiran yang lahir dari tradisi. Peradaban. Manusia-lah yang sesungguhnya menciptakan agama sebagai kebutuhan dan jawaban semu liarnya pertanyaan - pertanyaan. Angan-angan ideal atas harapan-harapan hingga tanpa sadar kita pun memasung kebebasan sendiri. Tertatih-tatih berusaha melaksanakannya. Atas nama kebaikan, kesucian, surga dan tuhan kita memaksakannya pada orang lain hingga melahirkan konflik yang panjang. Berabad-abad." jawabku. + "Tuhan?" lanjutmu. + "Apa yang kita pikir gelas bukanlah gelas itu sendiri. Pun apapun yang kita pikir tuhan bukan tuhan melainkan

Reinkarnasi

Gambar
Reinkarnasi (Rindu, cinta dan pelarian) + "Apa kau pernah mencintaiku?" tanyamu. Sementara beragam pikiran berserakan dan berhamburan dari Whatsapp group di HP usangku. + "Sebagai pria, belum" jawabku kejam. Aku tidak akan menabur mimpi-mimpi di kepalamu. Di duniamu yang semakin gaduh dan sesak oleh harapan. + "Impian ini kubangun jauh lebih lama dari pertemuan" lanjutmu. + "Bagiku cinta bukanlah tempat bersembunyi keinginan-keinginan yang kelaparan di balik bait-bait syair yang indah. Aku bahkan tidak tahu sejak kapan malammu dipenuhi ilusi magis tentangku. Ketahuilah, kerinduan tidak pernah lahir kecuali dari tumpukan keresahan. Dari masa lalu bahkan reinkarnasi yang belum terselesaikan. Bagaimana mungkin kita merindukan seseorang ketika pikiran telah damai dalam pelukan kenyataan?" jawabku dan kau pun terpukul. Terpuruk oleh pengertianmu sendiri tentang cinta. Tentang hidup. + Langit masih temaram. Kemarau mulai meranggas pada dedaunan dan rum

ANDROID

Install RiaCaya pada Android
Download

BUKU


Untuk pemesanan di sini


Untuk pemesanan di sini

RCPLAYER

Simple Musik Radio TV...
RCsetup (windows)
RCplayer (Android)

DONASI



BRI
No. rek: 6906-01-002323-53-9
a/n: Pujiyanti

TRANSLATE