Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2021

Hubungan

Gambar
Hubungan (hujan, luka dan cinta) + Hujan mengguyur kotaku. Seperti kesendirian malam terlihat rapuh dan tersenyum parau. Asing. Aku kembali menapaki jalan-jalan yang pernah kulalui dan sekali lagi mengenyam sisa-sisa rasa yang ditinggalkannya. Membiarkan wajah-wajah datang dan pergi hingga akhirnya kusadari saatnya menghentikan waktu. Membungkus ingatan dan melemparkan ke dunia abstrak yang hanya bisa kukunjungi sendiri. Sesekali. + "Untuk waktu yang cukup lama aku terluka, dia meninggalkanku" suaramu + "Kebersamaan tidak bisa dibangun seorang diri. Keduanya mesti se-vibrasi. Saling bergandengan tangan dan bersama-sama menghadapi panasnya matahari dan dinginnya malam. Berdua mengarungi ombak samudra hati. Ketika dia tersesat kau mesti menjadi cahaya bagi kegelapan pikirannya. Ketika dia terjatuh dan dangkal kau mesti mengulurkan tangan dan memberi tulus senyuman. Pun sebaliknya, ketika kau marah dan terluka ijinkan dia memeluk dan berbagi kesedihanmu. Ketahuilah, pohon j

Tuhan

Gambar
Tuhan (agama, pikiran dan pelukan) + "Aku kehilangan esensi. Aku telah mencoba beberapa ciuman tapi tak pernah benar-benar menyelesaikannya sebab hambar. Tapi denganmu aku seperti menemukan sesuatu yang hilang. Kehangatan, kebebasan" katamu. + Dan kau pun melepas jilbabmu. Kau 22 tahun tapi bagimu agama dan ritual tak lebih dari sekedar hafalan dan gerakan. Senam. Kau juga mulai mempertanyakan tentang tuhan. Benarkah tuhan adalah sosok egois yang berusaha membelenggu kebebasanmu. Atau tuhan adalah kedangkalan yang selalu haus pujian. Benarkah secawan anggur, wiski, vodka, dan segelas guinness adalah neraka. Atau bagaimana mungkin kita memerlukan legalisasi secarik kertas hanya untuk bisa menari bersama dalam tarian purba bernama sex?. 3 tahun kau berkelana diantara buku-buku tua dan mencoba mendeskripsikannya hingga kau pun menemukanku. Tanpa sengaja. + "Tidak ada tuhan, yang ada AKU" jawabku. + "Agama bahkan tuhan lahir dari pikiran, peradaban. Adalah jawaban

Ideal

Gambar
Ideal (Kebersamaan, aturan dan cinta) + Pakis. Entah berapa lama aku tidak mengunjungi tempat ini. Sepertinya Covid19 dan keegoisan telah berhasil menjauhkanku dari kesunyian. Waktu seakan berjalan lambat dan asing, tenggelam dalam kegaduhan yang kuijinkan sendiri. Untuk beberapa lama taman-taman bunga di hati kubiarkan terbengkali dan berantakan. Mati. Air jernih di bendungan diam memantulkan wajah pegunungan yang hijau, seakan memberitahuku untuk sekian kalinya bahwa apapun gambaran yang kita saksikan diluar adalah cerminan wajah kita sendiri. Ketika kita menyaksikan kegaduhan dan ketidakseimbangan dimana-mana sesungguhnya kita sendirilah yang terjebak dalam lautan kemarahan dan kebencian. Bukankah hidup telah bergetar dalam irama keabadiannya jauh lebih lama dari kelahiran kita sendiri. Lalu untuk apa kita tertatih-tatih merekayasa keadaan?. Menolak, berusaha mati-matian lari dari kenyataan?. Realitas. Terjebak oleh belenggu bayangan yang tanpa sadar kita ciptakan sendiri. Agama, Ha

Pelukan

Gambar
Pelukan. (Ciuman, usia dan senja) #late_post + Aku melukis senja dan mengukir namamu diantara batu-batu tebing yang menjulang tinggi. Laksana wajah perpisahan langit temaram berkabut. Jalanan berliku dan menanjak diantara pohon-pohon pinus. Seperti aliran takdir yang tak pernah benar-benar kumengerti roda terus berputar laksana harapan dan keputusasaan yang datang silih berganti. Jalan semakin menanjak dan berkelok melewati tebing yang dalam. Terlihat jauh dibawah sana perumahan berjejer diantara hamparan sawah yang menghijau. Kita berhenti. Aku menyusuri wajahmu dan perlahan menabur mimpi-mimpi diatas kabut, diatas senyummu yang sederhana. Kita berpelukan. Dan tiba-tiba daun-daun pinus terasa sunyi, burung - burung pun berhenti bernyanyi. Aku tenggelam dalam samudra keheningan. Dipelukanmu kutemukan kembali separoh diriku yang hilang ditelan kemarahan dan keegoisan masa lalu. Bermuara. + "Kita melangkah bersama" katamu. + Untuk sekian kali kujelajahi wajahmu dan mengeja sisa

Vibrasi

Gambar
Vibrasi (gerimis, bibir, dan rindu) + Gerimis. Aku berdiri diatas jurang tebing vertikal yang dalam. Seperti ketidakpastian yang sering kita sebut takdir dibawah sana terlihat kotaku dengan bangunan dan jalan-jalan yang tak beraturan. Alunan Kitaro - "Thinking of you" menyatu dengan asap cigaret"te dan kabut yang tipis, untuk beberapa saat waktu seperti terhenti. Kusadari, dari kejauhan dunia yang sering kita jalani dengan gaduh dan ambisi ternyata hanyalah sepi. Ia hanyalah rangkaian algoritma kehidupan yang belum kita mengerti. Terdefinisi. + "Dalam" katamu masih kuingat. + Aku tidak tahu apakah kebersamaan ini pelarian, amarah, atau bahkan keegoisanku yang dangkal. Ambisi. Hingga dalam pelukanmu kusadari semuanya tiba-tiba terasa sunyi dan segala kegaduhan pun terhenti. Ribuan caci-maki yang kutabur dan teriakkan diangkasa perlahan pudar, terlena dalam nafas dan irama degup jantungmu yang menjalar di seluruh jiwaku. Aku melumat bibirmu. Sedetik terlambat kus

Kedamaian

Gambar
Kedamaian (keegoisan, pertanyaan dan pengkianatan) + Gerimis. Aku mengeja huruf-huruf yang tersisa dari amarahmu yang membakar. Memahami bahwa manusia seringkali tertunduk menyembah ketidaktahuannya sendiri. Keegoisan. Kita terlalu tamak menanyakan hal-hal yang bahkan telah jelas hanya karena ingin mendengar apa yang ingin kita dengar. Hingga kita pun akhirnya hanya berputar-putar di tempat yang sama. Bertahun-tahun. + "Apa yang sesungguhnya terjadi?" tanyamu. + ""Diam, tanyakan pada sisi terdalammu. Semua jawaban dari setiap persoalan dan pertanyaanmu ada di sana. Setelah itu kau hanya perlu menerima semua kenyataan itu sebagai wujud kepasrahan pada keabadian. Apapun itu. Padamkan api dalam sekam yang menghimpit dadamu. Lepaskan." jawabku + "Ketahuilah bahwa sesungguhnya apapun yang kita namakan pengkhianatan hanyalah wujud dari cinta yang gagal menemukan wajahnya sendiri. S'moga kau mengerti dan suatu saat dapat memahami cinta. Dan

Pernikahan

Gambar
Pernikahan (sex, malam dan jiwa-jiwa) + 02:30. Aku masih bersama Radio Love Live New York. Malam telah menemukan dinginnya yang men-tulang. Bagiku malam adalah sukma kehidupan yang selalu mengajarkan bahwa kesendirian adalah jalan-jalan memahami kelahiran. Bahwa apa yang selalu kita rindui adalah wujud dari kedalaman kita sendiri. Sementara asap cigarette membumbung dan menyatu dengan sisa-sisa gerimis melahirkan fatamorgana yang abstrak. Tak terdefinisi. + "Kita menikah" katamu. + Untuk sekian kalinya kusadari bahwa pernikahan adalah salah satu peradaban usang yang lahir sejak jaman batu. Sejak manusia mulai ber-gelut dengan angan-angan dan pikirannya sendiri tentang pernikahan, bangsa-bangsa dan masa depan. Atas nama keharmonisan dan keadilan manusia membangun peradaban dengan angkuh yang akhirnya justru melahirkan konflik dan peperangan. Nasionalisme dan ribuan isme-isme agama yang justru memisahkan dan mencerai-beraikan manusia itu sendiri. Error. + &quo

ANDROID

Install RiaCaya pada Android
Download

BUKU


Untuk pemesanan di sini


Untuk pemesanan di sini

RCPLAYER

Simple Musik Radio TV...
RCsetup (windows)
RCplayer (Android)

DONASI



BRI
No. rek: 6906-01-002323-53-9
a/n: Pujiyanti

TRANSLATE