Wajah
Wajah
(jodoh, bayangan dan rindu)
+
"Aku bisa pergi dengan siapapun tapi kenapa rinduku tetap untukmu?" Whatsappmu.
+
Dan akupun terdiam. Kata-kata yang biasa berhamburan di kepalaku tiba-tiba menghilang. Lenyap seperti ombak yang menabrak batu karang sebab tidak semua hal selalu bisa dideskripsikan. Bisu. Tenggelam oleh rasa yang dalam. Sementara asap seakan mengepul dari aspal jalan yang terbakar terik matahari. Langit cerah dengan hiasan awan putih yang menggantung diatas barisan bukit-bukit. Aku terus menyusuri jalan-jalan dengan sepi. Memaknai setiap tikungan dan putaran roda hingga dua jam sebelum akhirnya sampai di kota ini. Pracimantoro.
+
"Bukankah apa yang kita rindui adalah bayangan wajah kita sendiri. Keinginan dan harapan yang lahir dari kedalaman yang me-realitas pada orang lain. Penjahat akan menemukan kejahatan, pengkhianat akan bergelut dengan kesakitan sampai lahirnya kesadaran, Pun para pecinta akan selalu menemukan dunia penuh warna. Lalu bagaimana kita bisa merindukan sesuatu yang lain?. Tidak. Tidak ada seorang pun yang benar-benar bisa merindukan orang lain sepenuhnya." jawabku.
+
"Sebab aku adalah kau, pasangan jiwa" lanjutku.
+
Langit masih cerah. Udara menerobos kaca jendela yang setengah terbuka dan menyapu wajahku. Bersama alunan "No ordinary love" - Sade, "Get you the moon" - Kina kutinggalkan kota ini. Kusadari bahwa kita boleh memilih siapapun sebagai jodoh, Tapi hanya mereka yang mencintai yang akan tetap tinggal untuk saling memahami kemudian bersama-sama menantang matahari.
+
Pracimantoro, March 01 2021
+
RiaCaya
Bersama menuju keabadian