Rekayasa dan senja
Rekayasa dan senja (Sekali lagi tentang rindu) + Aku melaju diantara pasal-pasal yang tak beraturan, multi makna hingga huruf-huruf pun terlihat berserakan. Distorsi. Negeri ini sarang penyamun hingga nyaris semua hal bisa jungkir balik menyembah keegoisan. Kepentingan. Seperti pemabuk yang merancau segala kesepakatan sosial terlihat ambigu. Absurd. Mulut-mulut pun kemudian berbusa di tv-tv, media sosial, gang-gang sempit, trotoar, dan jalan-jalan menyanyikan kidung keangkuhan. "Akulah raja rekayasa, tuhan".Sementara angin senja membawa dingin diantara bambu-bambu yang berderit. Dan nada-nada pun membumbung tinggi meng-awan sebelum akhirnya jatuh menyapu dinding-dinding hati. Hamparan rumput kecoklatan tiba-tiba mencipta aroma keterasingan. Rindu. + "Aku rindu ayah ibu" tulismu. + "Banyak hal terasa sangat istimewa justru ketika semuanya telah pergi. Tiada. Itulah mengapa peradaban melahirkan banyak literasi, musium-musium dan nisan-nisan atas kematian. Sejarah